umi kulsum

Read more: http://ariefbudiyantoo.blogspot.com/2013/02/cara-membuat-tulisan-berjalan-mengikuti.html#ixzz2r7736zWx

Kamis, 13 Maret 2014

Ketika Rindu Menghampiri




Rinduku, akan kehadiranmu disisiku…
Salahkah jika aku merindu mu?
Salahkah jika aku merindukan sosok orang yang sangat berarti dalam hidupku?
Walaupun ia sudah tak disampingku
Walaupun ia sudah tidak bersamaku lagi
Dan walaupun ia sudah tidak dapat berdiri disampingku lagi
Itu adalah pertanyaan yang sering terlontar didalam hati ini

Tak disadari air matapun jatuh membasahi pipi
Ketika rasa rindu mulai menghampiri
Ketika aku mengingat semua kenangan indah bersamanya
Kenangan yang tak bisa ku lupakan dalam hidupku
Aku mencoba untuk menghentikan air mata ini
Namun apa daya air mata ini tak mau berhenti untuk menetes
Walau hati sudah mengikhlaskan segalanya
Karena hati ini yakin bahwa  semua makhluk yang ada didunia ini
Pasti akan kembali kepada-Nya
Kembali kepada yang maha kuasa
Namun sekali lagi salahkah jika rasa rindu ini datang?

Tidak tidak dan tidak
Dengan sendirinya aku menjawab
Rasa iri dan rindu yang menyelinap didalam hati
Saat mendengar teman menceritakan sosok orang ini dalam hidup mereka
Namun aku hanya tersenyum dan berusaha untuk bangkit
Serta berkeyakinan bahwa beliau sudah tenang disana
Dulu aku belum bisa membuatnya bangga dan bahagia
Sekarang saatnya bangkit dan berusaha sekuat mungkin untuk membahagiakan ia disana
Dengan cara menjaga sosok orang yang sangat ia dan saya sayangi didunia ini
Jadikan ia sebagai motivasi
Untuk meraih semua cita-cita yang diharapkan

Ya Allah dengarlah pintaku ini
Hanya satu pintaku untuknya Ya Allah
Tempatkanlah ia disisi-Mu
Tempatkanlah ia disisi orang-orang yang baik dan  beriman kepada-Mu
Dan berikanlah ia tempat yang layak untuknya
Jagalah dan sayangilah ia seperti ia menyayangiku
Sampaikan kepadanya jika saya merindunya
Dan sampaikan pula rasa sayangku kepadanya
Yang aku kirimkan
Lewat alunan doa yang ku panjatkan kepada-Mu

Selasa, 18 Februari 2014

Aku Kamu dan Persahabatan



Aku ya aku…
Kamu ya kamu…
Aku bukan kamu…
Dan kamu bukan aku…
Aku tidak dapat disama-samakan denganmu
Begitupun kamu

Aku beda dengan mu…
Dan aku tidak suka bila dibanding bandingkan dengan mu
Karena kita beda…
Masing-masing diantara kita mempunyai kelebihan dan kekurangan sendiri
Namun jika perbedaan tersebut dijadikan Satu
Maka aku dan kamu akan menjadi kita

Yap… Kita adalah aku dan kamu
Kita… aku dan kamu yang bersatu menjadi sahabat sejati
Sahabat yang tidak akan pernah mati
Walau jarak yang menjadi pembatasnya…
Karena tidak ada hubungan persahabatan yang putus karena jarak atau perpisahan

Sepi bukan berarti hilang..
Diam bukan berarti lupa…
Dan jauh karena jarak bukan berarti putus…
Jauh karena jarak dan perpisahan itu bukan berarti putus dan tidak bisa bertemu kembali…
Namun jauh karena jarak dan perpisahan hanyalah  suatu nasihat agar kelak nanti kita tetap akrab saat kita bertemu kembali….

Sabtu, 25 Januari 2014

Engkau Malaikat Terindahku






Engkau adalah sosok orang yang selalu menjaga aku selama hidupku
Engkau manusia yang dulu memanggilku dengan sebutan peri kecil
Namun sekarang engkau tidak memanggilku dengan sebutan tersebut
Melainkan engkau mulai memberikan kepercayaan kepadaku
Bahwa aku pasti bisa….                                      
Tanpa kau disisiku apalah artinya aku

Engkau adalah orang yang selalu ada disaat semua orang mulai menjauhiku
Engkau adalah sosok manusia yang paling ku sayang
Engkau yang selalu mengerti aku
Engkau yang terus memotivasi aku di saat aku mengalami keterpurukan
Keterputus asaan dan kebimbangan
Tanpamu tiada bergunanya aku disini

Engkau yang selalu mengingatkan ku akan Ibadah kepada-Nya
Engkau yang selalu menegur ku disaat ku melakukan kesalahan
Dan……
Engkau yang selalu membangkitkan semangatku
Engkau adalah semangat dan sumber inspirasiku
Tanpamu dan kasih sayangmu aku tak akan bisa menjadi seperti ini

Terimakasih atas kasih sayang, perhatian, kenangan
Dan semua yang telah engkau berikan kepadaku
Terimakasih atas semua kerja kerasmu untuk membahagiakan diriku
Maafkan aku jika selalu membuatmu kecewa dan belum dapat membahagiakanmu
Akan selalu terukir indah namamu di lubuk hatiku yang terdalam
Tanpamu semua tak akan menjadi indah seperti saat ini
Dan tanpamu juga aku tidak akan ada di dunia ini….
Terimakasih abah dan umi yang sudah mendidikku….
Engkau adalah malaikat yang terindah yang Allah SWT berikan kepada ku…..

Selasa, 21 Januari 2014

Library is The Heart of Education


Poster Iklan Layanan Masyarakat Projek Ujian Akhir Semester B. Inggris....

Terbenturnya Cita-citaku



Disuatu gubuk tua tinggalah seorang gadis berusia 16 tahun beserta ayah dan adiknya. Gadis tersebut bernama Raisa. Dia berasal dari keluarga kecil yang sangat sederhana bahkan kondisi ekonominya tergolong pas-pasan. Digubuk tua itu gadis berusia 16 tahun tersebut sudah seperti sosok seorang ibu bagi adik dan ayahnya. Semua pekerjaan rumah mulai dari mencuci pakaian hingga masalah keuangannya dia yang mengatur sendiri. Malangnya Raisa sudah tidak bersekolah, “ Jangankan untuk sekolah untuk makanpun saya harus bersusah payah terlebih dahulu demi sesuap nasi untuk ayah, adik dan diri saya sendiri” itulah ucapan Raisa setiap ditanya mengapa tidak bersekolah. Namun sebenarnya didalam hati Raisa yang terdalam, dia mempunyai keinginan yang begitu kuat untuk bersekolah.

Tepat pukul 06.00 WIB Raisa duduk di samping danau dekat rumahnya sambil melihat teman-teman sebayanya berlalu lalang didepannya untuk pergi kesekolah. Ia kembali teringat peristiwa dua tahun yang lalu saat ia masih sekolah, pada waktu itu Raisa belum membayar uang komite selama  3 bulan yang harus dibayar pada saat itu juga, sedangkan dirumah adiknya terus-terusan merengek kepada dia meminta agar Raisa segera melunasi uang komite adiknya yang juga menunggak selama 2 bulan, bertepatan dengan itu pula ayahnya dalam kondisi sakit.
***
Didalam kelas dia bingung, “ harus dengan cara apa dalam satu hari bisa mendapatkan uang sebanyak itu?” batin Raisa. Tak berapa lama kemudian dia dipanggil oleh gurunya untuk menghadap ke ruang guru.
“Raisa...??” seorang guru memanggil namanya.
Dengan muka lugunya ia berkata,” Iya bu ada apa yah...?”
“Begini nak ibu hanya ingin mengklarifikasi, apakah benar kamu belum membayar uang komite selama 3 bulan?? Tanya ibu guru dengan nada pelan.
“Benar bu saya belum membayarnya” jawab Raisa dengan wajah tertunduk.
“Ibu dapat amanat dari sekolah untuk menyampaikan berita ini kepada mu, bahwa batas untuk kamu melunasi tunggakan uang komite kamu sudah habis dan pihak sekolah tidak mau lebih lama menunggu lagi.” Kata ibu guru.
“Maksudnya bu, apa Raisa harus berhenti sampai disini?” Tanya Raisa kepada gurunya. Tak terasa tiba-tiba air mata Raisa mulai membasahi pipinya.
“Maafkan ibu nak...” kata ibu guru dengan rasa iba.

Semua perasaan berkecamuk didalam hatinya, dia bingung tak tahu apa yang harus dilakukannya sekarang, yang hanya bisa lakukan hanya menangis dan memohon kepada gurunya untuk memberikan kesempatan sekali lagi untuk dia. Dia berharap agar ada seseorang yang baik hati yang mau member uang kepadanya untuk melunasi semua itu.

 “Tapi bu.... Raisa minta tolong sama ibu, tolong bu, berikan kesempatan sekali lagi buat Raisa untuk melunasi itu semua, Raisa janji akan melunasi semua itu” Raisa sudah tidak kuat untuk menahan rasa tangisnya.
 “Iya Raisa, ibu akan coba membantu kamu untuk membicarakan masalah ini dengan kepala .sekolah lagi” jawab gurunya
“Terimakasih ibu...” kata Raisa.
“Sekarang kamu kembali ke kelas dulu ya nak Raisa” kata gurunya.
***
Sesampainya dikelas Raisa duduk didekat sahabatnya dan dia hanya melamun, berusaha untuk menebak-nebak apa yang akan terjadi selanjutnya.
“Raisa kamu kenapa? Tanya Naya (salah satu sahabat raisa).

Namun Raisa hanya diam dan menangis, tidak sanggup untuk menceritakan kejadian tadi kepada sahabatnya, dan dia juga tidak mau sahabatnya ikut sedih dan merasa kasian kepada Raisa.

“Ray... kamu kenapa? Tolong, cerita sama kita barangkali kita bisa membantu? Jangan hanya dipendam sendiri, ayolah aku udah menganggap kamu seperti saudaraku sendiri, jadi sepantasnya kita saling cerita masalah kita satu sama lain” Naya  mencoba untuk bertanya kembali.

Lagi-lagi Raisa hanya menjawabnya dengan tangisan dan dia hanya berkata “Apa salah saya kenapa semua ini harus terjadi kepada saya?”.
Sahabatnya menjawab dengan pelukan yang begitu hangat berusaha untuk menenangkan Raisa“ sabar ray, kamu tidak sendiri disini masih ada aku dan teman-teman mu yang lain, jika saya boleh tahu saya tanya sekali lagi ada apa dengan kamu, Ray??” kata Naya.

Dan akhirnya dengan sesenggukan Raisa menceritakan semua masalah kepada Naya. Naya mencoba untuk menahan rasa tangisnya, tapi lama kelamaan Naya tidak dapat menyembunyikan tangisnya itu didepan Raisa.
“Ray... yang sabar yah, mungkin Allah sedang mencoba kamu saat ini?” Naya berusaha untuk menguatkan Raisa.
“Tapi Nay... aku gak tahu apa yang harus aku lakukan saat ini?” jelas Raisa.
“Ayo kita shalat dan berdoa kepada Allah minta untuk diberikan yang terbaik buat kamu..? hapus air mata mu Ray...” ajak Naya
***
Seusai shalat Raisa kembali dipanggil oleh gurunya.

“Raisa aku yakin kamu pasti bisa melewati semua ini” bisik Naya.
Di ruang guru “Raisa sekali lagi maaf kan ibu nak, ibu sudah berusaha sekuat ibu namun apa danya ibu tidak dapat membantu kamu sayang” jelas gurunya.
Raisa mencoba untuk tersenyum dan tabah menerima semuanya.
 “berarti saya harus berhenti dan pulang saat ini?” namun Raisa tidak bisa menyembunyikan rasa kekecewaan dan tangisnya. Ibu guru hanya menjawab dengan anggukan. Raisa langsung berlari dengan air mata yang membasahi pipinya menuju ke kelas untuk mengambil tasnya.

Setibanya di kelas Naya langsung memeluk Raisa dan berkata “sabar ya Ray, semua ini yang terbaik yang diberikan oleh Allah, dan saya yakin semua ini ada hikmahnya serta saya yakin suatu saat nanti kamu akan jauh lebih baik dari yang sekarang ini”.
Raisa hanya tersenyum dan berkata “Terimakasih atas semua kenangan yang telah kamu berikan kepada saya selama saya ada di sekolah ini, akankah kita tetap menjadi sahabat jika aku sudah pergi dari sekolah ini?” Tanya Raisa.
“Iya dong Ray pastinya, aku gak akan pernah lupain kamu, dan kamu tahu aku selalu ada buat kamu” tangis dari kedua sahabat tersebut tidak dapat terbendung lagi.
Kemudian Raisa pulang dan berusaha untuk menerima semuanya walaupun hatinya terasa sangat sakit karena keinginanya yang sangat kuat untuk bersekolah.
Sesampainya dirumah dia berusaha untuk menyembunyikan kesedihannya didepan ayah dan adiknya. Dia ingin mencari waktu yang tepat untuk menceritakan semuanya. Setiap pagi dia berangkat seperti berangkat sekolah, dari rumah memakai pakaian sekolah tapi setelah dijalan dia berganti pakaian, dia memutuskan untuk bekerja demi membiayai adiknya sekolah. Setelah beberapa hari, akhirnya Raisa menceritakan semuanya kepada ayahnya dan ayahnya meminta maaf kepada Raisa,
beliau merasa bersalah “seharusnya ayah yang harus bersusah payah untuk membiayai kalian sekolah, tapi kenapa malah terbalik anak ayah yang banting tulang demi memenuhi kebutuhan hidup keluarganya?” kata ayah kepada Raisa dengan rasa penyesalan yang begitu mendalam.
Raisa menjawab “gak papa yah mungkin semua ini sudah ditakdirkan kepada kita, kan ayah sedang sakit apa pantas seorang anak membiarkan ayahnya yang sedang sakit untuk bekerja?”Tanya Raisa yang langsung dijawab oleh dirinya sendiri “tidak kan yah, tidak...”.
Ayahnya tersenyum dan memeluk anaknya “terimakasih ya Allah Engkau telah mengaruniai ku anak-anak yang begitu baik”.

“Yah Raisa berangkat kerja dulu ya yah..?” Raisa berpamitan.
“iya sayang, hati-hati dijalan yah...?” kata ayah.
“iya yah..” jawab Raisa sembari mencium tangan ayahnya.

Raisa bekerja menjadi pembantu rumah tangga, ia selalu semangat untuk bekerja demi untuk menyekolahkan adiknya dan memenuhi kebutuhannya untuk sehari-hari. Ia bertekad untuk menyekolahkan adiknya sampai ke perguruan tinggi, ia tidak ingin adiknya merasakan sakit yang pernah ia rasakan dulu saat dikeluarkan dari sekolah. Walaupun ia sudah tidak sekolah namun dia tetap semangat untuk belajar dengan mempelajari buku yang ia punya yang berasal dari pemberian Naya (sahabatnya). Dan dia mengambil hikmah dari kejadian masa lalu dia bahwa dia harus tetap bangkit saat keterpurukan mendatanginya.

THE END....